OLEH
: NURBAITI
Sebagai sebuah suku yang memiliki bahasa dan
budaya tersendiri ,suku samawa merupakan suku mayoritas di Sumbawa Barat
memiliki corak kehidupan yang unik. Pada kebudayaan Sumbawa hampir disemua
interaksi sosial diisi dengan kegiatan berkesenian ,acara perkawinan, acara silaturahmi,
acara agama (sunatan), saat orang tua menasehati anaknya saat tidur hampir semuanya
bernilai seni. Uniknya lagi kesenian-kesenian tersebut terdapat nilai
pendidikan karakternya yang dapat membangun warga masyarakat suku samawa di
Sumbawa Barat memiliki kepribadian yang baik.
Dilihat
bahwa Nilai-nilai karakter yang ditanamkan oleh orang tua pada masyarakat
Sumbawa jarang diungkapkan langsung untuk mendapatkan tujuan tertentu. Kebanyakan
nilai-nilai karakter yang ingin ditanamkan terselip secara tida langsung pada
ungkapan-ungkapan verbal ataupun tulisan yang akan diungkapkan. Cara-cara
penyampain nilai karakter dalam budaya Samawa yakni melalui ama, lawas, pasatotang
tau loka ,panan, tuter. Ama adalah peribahasa dalam bahasa Sumbawa yang dapat
berisi petiuah, nasehat dan pelajaran bagi yang mendengarkannya salah satu
contohnya pariri lema bariri yang artinya bahwa atur, biar teratur . artinya
bahwa segala sesuatu yang masih beratakan harus ditata rapi agar bisa teratur. Begitu
pula pasatotang tau loka ini merupakan nasehat yang diberikan oleh orang tua
kepada yang muda dalam bentuk larangan agar setiap tindakan yang dilakukan oleh
muda-mudi Sumbawa barat tidak melanggar dari pasatotang tau loka ini.
Di lihat
era globalisasi ini nilai-nilai yang ada dalam budaya suku samawa yang cara
penyampaiannya sudah dilakukan berbagai bentuk penyampaian hanya dianggap sebagai
hiasan saja tanpa melihat makna yang terkandung didalamnya. Sehingga hal
tersebut sangat berdampak pada kehidupan muda-mudi dalam berinteraksi di masyarakat.
Misalnya saja individu yang tidak perna tau nilai-nilai yang ada dalam
budayanya sendiri tentu akan melakukan prilaku tidak sesuai dengan harapan
masyarakatnya. Hal ini akan berakibat pada mulai memudarnya budaya kearifan
lokal suku samawa jika tidak dilestarikan dan dikembangkan dengan baik. Kemungkinan
penyebab adalah kurangnya kesadaran masyarakat suku samawa terutama muda-mudi
yang tidak tahu akan nilai-nilai yang terkandung dalam kearifan lokal yang
dimilikinya sendiri dan tidak peduli terhadap budaya yang dianutnya.
Dengan
melihat permasalahan tersebut perlunya perhatian semua pihak salah satunya di sekolah
difasilitasi dalam kegiatan Ektrakurikuler yakni diselenggarakan kegiatan
kesenian yang bisa meningkatkan niali-nilai kearifan lokal yang ada di suku
samawa yakni perlombaan pentas seni budaya suku samawa agar muda-mudi bisa juga
berpartisipasi dalam pentas yang diselenggarakan tersebut. Sehingga ada
kemungkinan adanya ketertarikan muda-mudi sebagai generasi penerus untuk
mengetahui kearifan lokal yang dimilikinya dan nilai-nilai yang terkandung
didalamnya untuk mengurangi pudarnya budaya yang dimiliki.
Sumber
Refrensi
http://wahyufirmansyah.blogspot.co.id/2014/02/menilik-model-pendidikan-karakter-dalam_24.html
diakses tanggal 7 April 2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar