Rabu, 30 Maret 2016

RENDAHNYA KEDISIPLINAN SISWA DI SEKOLAH DAN UPAYA MENINGKATKANNYA

OLEH : NURBAITI
Kedisiplinan merupakan suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, keteraturan dan ketertiban. Sedangkan siswa adalah seseorang atau anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi dirinya melalui pembelajaran melalui jalur pendidikan formal. Sehingga kedisipinan siswa ini mengacu pada bagaimana prilaku siswa dalam mengembangkan potensi yang dimilikinya dapat ditunjukkan melalui kepatuhan dan ketaatan terhadap aturan atau tata tertib di Sekolah.
Kedisiplinan dalam proses pendidikan sangat diperlukan karena bukan hanya untuk menjaga kondisi suasana belajar dan mengajar berjalan dengan lancar, tetapi juga untuk menciptakan pribadi yang kuat bagi setiap siswa. Akan tetapi di era globalisasi ini di sekolah-sekolah  hampir  delapan puluh persen (80%) kedisplianan yang dimiliki oleh siswa/siswi sangat rendah. Dikatakan demikian karena banyaknya siswa yang tidak mentatati aturan yang berlaku di sekolah mulai dari keterlambatan siswa yang berulang-ulang , tidak mengikuti upacara bendera setiap hari senin, mencontek saat ulangan ,cara berpakaian yang tidak sesuai dengan tata tertib sekolah dan banyak lagi pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan oleh sampai saat ini. Oleh karena itu melihat rendahnya kedisiplinan siswa di Ssekolah maka perlunya upaya untuk meningkatkan kedisplinan dari siswa.
Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan tingkat kedisiplinan siswa adalah sebagai berikut :
a.       Tata tertib sekolah yang jelas
Bahwa disini perlunya tata tertib sekolah yang baik tidak hanya memuat hal-hal yang harus dilakukan siswa, tetapi juga akibat (konsekuensi) yang akan diterima siswa jika melanggarnya. Hal ini akan sangat membantu dalam menghadapi siswa yang mempunyai kebiasaan tidak mentaati aturan.
b.      Kekompakan guru
Kekompakan guru juga menjadi salah satu upaya untuk meningkatkan disipilin siswa karena guru tidak kompak maka guru-guru yang lemah dalam memberlakukan peraturan dapat menjadi pusat perhatian bagi siswa yang sering melanggar peraturan dan akan diremehkan siswa/siswi yang memiliki disiplin yang tinggi. Sebaliknya jika Guru yang melaksanakan peraturan dengan tegas cenderung tidak disukai siswa yang suka melanggar peraturan. Jika guru tidak kompak, siswa akan kurang menghormati peraturan sekolah dan akan semakin banyak pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan.
c.       Teladan guru
Teladan guru bisa juga dijadikan sebagai upaya meningkatkan kedisplinan siswa dapat dilihat jika seorang guru yang menghukum siswa karena sering datang terlambat ke sekolah, tetapi guru sendiri sering datang terlambat, akan menjadi cemoohan para siswa. Sebaiknya seorang guru harus menjadikan dirinya teladan yang baik bagi siswanya. Dengan demikian siswa akan mempunyai respon yang baik terhadap peraturan yang berlaku dan lebih menghargai gurunya.
d.      Peran guru dalam meningkatkan disiplin diri siswa
Sehubungan dengan banyaknya siswa memiki kedisplinan yang rendah seorang guru hendaknya mampu menumbuhkan disiplin dalam diri siswa, terutama disiplin diri. Guru dapat membantu siswa dalam mengembangkan pola perilaku untuk dirinya. Meskipun siswa/siswi berasal dari berbagai latar belakang, karakteristik yang berbeda, dan kemampuan yang berbeda pula. Dalam hal ini guru harus dapat melayani berbagai perbedaan tersebut agar setiap siswa dapat menemukan jati dirinya dan mengembangkan dirinya secara optimal.
e.       Didahului dengan teguran dan nasihat
Teguran dan nasihat kepada siswa juga merupakan salah satu upaya meningkatakan kedisplinan oleh karena itu sebelum hukuman diberikan kepada siswa, sebaiknya guru mendahului dengan teguran, nasihat, atau peringatan. Jika di sekolah ada guru Bimbingan Konseling, siswa dapat diserahkan kepadanya untuk diberikan konseling dan nasihat. Tetapi apabila teguran dan nasihat sudah tidak diperhatikan lagi, maka konsekuensi/hukuman yang sudah ditetapkan oleh peraturan sekolah harus dilaksanakan.


Sumber Refrensi


Selasa, 22 Maret 2016

Pentingnya Pendidikan Karakter Di Sekolah Guna Membentuk Kepribadian Siswa Yang Baik Dan Konsisten

Pentingnya Pendidikan Karakter Di Sekolah Guna Membentuk Kepribadian Siswa
Yang Baik Dan Konsisten

OLEH : NURBAITI
            Pendidikan karakter merupakan suatu konsep yang diterapkan ke dalam pemikiran sesorang untuk menjadikan akhlak jasmani dan rohani maupun budi pekerti agar lebih berarti dari sebelumnya sehingga dapat mengurangi krisis moral yang terjadi saat ini. Pendidikan karakter ini haruslah ditetapkan sejak usia dini, remaja maupun dewasa sehingga dapat membentuk karakter seseorang lebih bernilai dan bermoral dari penerapan suatu pemikiran terhadap seseorang.
            Di era globalisasi ini sudah banyak membawa perubahan, baik perubahan yang berdampak positif maupun berdampak negatif dalam kehidupan sehari-hari. Contohnya saja banyak kita lihat generasi muda saat ini tidak bisa menyaring kebudayaan yang masuk pada diri seseorang akibat pengaruh globalisasi tersebut dan ada kebanyakan dari mereka pula mudah terpengaruh buruk terhadap perkembanagan globalisasi saat ini.
            Dampak buruk dari globalisasi ini dapat dilihat dari berbagai aspek diantaranya pertama aspek norma, seperti yang kita ketahui norma merupakan aturan yang tidak tertulis mengikat masyarakat itu dijadikan sebagai pedoman atau pandangan seseorang dalam bersikap dan bertingkah laku dikehidupannya serta memiliki sanksi bagi yang melakukan pelanggaran terhdap norma tersebut. Akan tetapi, saat ini kebanyakan dari generasi muda tidak memperdulikan lagi norma yang telah tumbuh dan berlaku tersebut karena adanya suatu aturan yang membebaskan segala Sesutu dalam kehidupan mereka di masyarakat. Sehingga banyak generasi muda melakukan perbuatan yang melanggar norma dalam kehidupan masyarakat mereka sendiri, misalnya saja tawuran yang dilakukan pelajar antar sekolah. Hal ini tentu akan mengganggu ketentraman dan kenyamanan masyarakat  sekitarnya. Padahal, norma tersebut mempunyai peran penting dalam menegakkan ketertiban dalam kehidupan bermasyarakat.
           
Aspek kedua yaitu aspek budaya, di lihat dari era globalisasi saat budaya yang ada sudah banyak bercampur dengan budaya asing. Hal ini mulai terlihat dari budaya berpakaian generasi muda kita saat ini lebih suka menggunakan pakaian yang mini dan kebanyakan dari generasi muda saat ini tidak menyukai pakaian yang sopan dan tertutup sesuai dengan nilai-nilai ajaran agama yang dianutnya. Karena anggapan mereka apabila tidak mengikuti gaya pakaian terkini, maka mereka dianggap sebagai generasi yang tidak modern.
            Selain itu kita juga bisa melihat sikap generasi muda saat ini banyak yang tingkah lakunya tidak mengenal sopan santun, rasa peduli terhadap orang lain, masa bodoh terhadap lingkungan sekitarnya serta ucapan yang dikatakan biasanya membuat seseorang terrsinggung. Contohnya adanya geng motor yang biasanya dilakukan oleh generasi muda untuk melakukan tindakan kekerasan yang sangat menganggu ketentraman, kedamaian, dan kenyamanaan masyarakat pada umumnya.
            Kebanyakan dari generasi muda saat ini tidak mengenal kebudayaannya sendiri sedangkan kebudayaan di Indonesia ini terdapat keberagaman budaya. Hal ini terjadi karena mulai terkikisnya budaya tradisioanl terpengaruh terhadap budaya asing yang sering dilihat dari berbagai media salah satunya adalah media sosial. Merupakan suatu yang cukup memprihatikan jika generasi muda sebagai generasi penerus Bangsa Indonesia tidak tahu akan budayanya sendiri.
            Ketiga dilihat dari aspek sosial, di era globalisasi bersosialisasi merupakan hal yang menyengkan bagi sebagian generasi muda. Karena bisa memiliki teman yang banyak untuk bisa saling bertukar pikiran dengan teman tersebut. Dengan bersosialisasi ini kita bisa menemukan hal-hal baru yang belum pernah kita ketahui sebelumnya dan akan mudah memahami satu sama lain karena denagn kita bersosialisasi secara benar dan niat ikhlas tentu akan banyak hal positif yang didapatkan.Akan tetapi, jika para generasi muda tidak bisa bersosialisasi secara baik yang di dapatkan hanya sebuah pergaulan bebas di luar batas yang dapat merugikan dirinya sendiri maupun orang lain. Oleh sebab itu, para generasi muda seharusnya mempunyai sebuah pegangan hidup untuk dapat menyaring dirinya dari berbagai macam dampak globalisasi.
Sehingga apabila pengaruh tersebut tetap dibiarakan saja maka sangat menjadi kemungkinan  akan menimbulkan moral generasi muda menjadi rusak, timbulnya gerakan anarkisme, dan tindaka-tindakan kriminalitas lainnya yang dapat menganggu masyarakat pada umumnya. Padahal, generasi muda merupakan generasi penerus bangsa ini dimasa yang akan datang yang akan melakukan perubahan-perubahan yang lebih baik untuk negeri tercinta kita ini.
            Dengan demikian melihat hal tersebut kita dapat mencegah atau mengatasi dengan pendidikan yang salah satunya adalah pendidikan karakter agar generasi muda sebagai generasi penerus memiliki karakter sesuai dengan karakter bangsa Indoesia yang mengutamakan persatuan dan menghargai perbedaan dalam kehidupan masyarakat.
            Adanya pendidikan karakter ini generasi muda di era globalisasi memiliki kemampuan untuk memperbaiki diri pribadi,bisa menyaring nilai-nilai budaya bangsa lain yang positif untuk menjadikan manusia yang berkarakter dan agar Warga Negara Indonesia menjadi bangsa yang bermartabat serta memiliki kepribadian yang baik dan konsistensi terhadap ucapan maupun tindakan yang dilakukan.
Pentingnya Pendidikan karakter ini agar ketika kita bertindak ataupun bersikap didalam lingkungan masyarakat tidak betentangan dari agama yang kita yakinin sehingga tidak ada lagi dikriminasi dan kriminalitas terhadap seseorang, terwujudkan bangsa Indonesia yang berkarakter, yang bisa menjadi panutan bagi Negara-negara yang ada di seluruh dunia.
Selain itu, dengan pendidikan karakter dapat menjadikan generasi muda lebih berkarater lagi, dan dengan pendidikan karakter itu generasi muda dapat memilih kebudayaan, pengetahuan, dan lain sebagainya  yang sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia.


Sumber Refrensi


Rabu, 16 Maret 2016

Meraih Impian Untuk Masa Depan Lebih Baik

 Meraih Impian Untuk Masa Depan Lebih Baik
OLEH : Nurbaiti
Beasiswa adalah pemberian berupa bantuan keuangan yang diberikan kepada perorangan, mahasiswa atau pelajar yang digunakan demi keberlangsungan pendidikan yang ditempuh. Seperti yang kita ketahui bersama bahwa permasalahan pendidikan yang terjadi hingga saat ini adalah kesulitan pembiayaan  untuk mendapatkan pendidikan. Akan tetapi karena Perhatian dari banyak pihak, seperti pemerintah ataupun swasta terhadap berbagai masalah pada pendidikan di Indonesia sudah cukup membantu mencari jalan keluar atas permasalahan itu salah satunya adalah adanya Beasiswa.
Sehingga dengan adanya beasiswa tersebut memberikan manfaat yang banyak sekali diantaranya adalah Membantu siswa yang kurang mampu untuk mendapat kesempatan dalam menempuh pendidikan, Mendorong siswa maupun mahasiswa untuk saling berlomba dalam hal prestasi akademik, Merangsang semangat belajar siswa atau penerima beasiswa agar terbebas dari pencabutan beasiswa tersebut, dan juga Memberikan kesempatan kepada lembaga luar sekolah untuk berpartisiasi dalam proses peningkatan pendidikan.
Beasiswa memiliki banyak sekali jenisnya baik di Indonesia sendiri maupun di luar Negeri. Di Indonesia salah satunya beasiswa Bidikmisi sedangkan Salah satu beasiswa di luar negeri adalah beasiswa Chevening (Inggris) .Beasiswa Chevening adalah suatu program beasiswa global dari pemerintah Inggris yang didanai oleh Foreign and Commonwealth Office (FCO) dan organisasi mitra. Program ini dibuat sebagai wujud penghargaan kepada siapa saja yang memiliki jiwa kepemimpinan luar biasa dari seluruh dunia untuk belajar program pascasarjana di universitas-universitas terkemuka di Inggris.
Beasiswa chevening ini diperuntukkan bagi orang-orang yang berbakat dan telah dikenali sebagai pemimpin masa depan yang potensial di berbagai bidang termasuk politik, bisnis, media, masyarakat sipil, agama, dan akademisi. Pelamar harus merupakan lulusan tingkatan tinggi dengan kualitas pribadi, intelektual, dan interpersonal yang diperlukan untuk kepemimpinan. 

Beasiswa Chevening  meliputi biaya kuliah di Universitas Inggris hingga £ 18.000 termasuk untuk program MBA, tunjangan hidup bulanan, biaya perjalanan pulang pergi (PP) ke Inggris,tunjangan kedatangan,tunjangan saat pulang,biaya tesis,biaya bahan studi, biaya visa,serta dana perjalanan untuk menghadiri acara Chevening di Inggris.
Khususnya di Indonesia Beasiswa chevening ini telah dibuka pendaftaran online hingga 3 November 2016 mendatang dan pendaftarannya dapat dilakukan melalui laman Chevening Indonesia (www.chevening.org/indonesia).Oleh karena itu ini kesempatan yang baik bagi kita yang berminat untuk melajutkan pascasarjana di Inggris. Akan tetapi perlu kita ketahui bersama bahwa untuk mendapatkan beasiswa tersebut harus memenuhi persyaratan-persyaratan yang telah menjadi ketentuannya.
Sebagai warga Negara Indonesia dengan memiliki kesempatan seperti itu jangan sampai mengesampingkannya karena kesempatan tidak datang dua kali. Sehingga jika ada yang berminat harus memperhatikan persyaratan yang telah ditentukan  tersebut dan optimis terhadap hasil yang akan diterima nantinya yang terpenting telah berusaha secara maksimal untuk bisa mendapatkan beasiswa itu agar kita tidak menyesal karena tidak menggunakan kesempatan itu dengan baik.
Oleh karena itu jika kita ingin memperoleh beasiswa itu tentunya kita harus memiliki persiapan-persiapan yang mantap yaitu pertama, persiapan substantif  artinya bagaimana persiapan menyangkut kelayakan kita sebagai calon penerima beasiswa. Semakin baik persiapan substantif, semakin besar kesempatan kita mendapatkan beasiswa tersebut. Termasuk persiapan substantif adalah dokumen akademik kita pada jenjang pendidikan sebelumnya karena kita ingin melamar untuk beasiswa S2, maka indeks prestasi (IP) saat S1 perlu kita perhatikan. Semakin tinggi IP kita, semakin besar “kesempatan” kita mendapatkan beasiswa.
Setelah dokumen akademik, kemampuan bahasa asing juga merupakan persiapan substantif yang harus disiapkan jauh-jauh hari. Skor TOEFL atau IELTS menjadi patokan di banyak universitas di Barat. Jika kita hendak melamar beasiswa S2, setidaknya kita perlu memiliki skor TOEFL 500 atau IELTS 6.0. Lebih baik lagi jika skor kita TOEFL 550 atau IELTS 6.5. Ini tidak berarti skor di bawah itu tidak mungkin mendapatkan beasiswa. Karena semakin tinggi skor kita, semakin tinggi daya saing kita di antara para pendaftar lain.
Selain kemampuan akademik dan bahasa asing, pihak sponsor biasanya juga melihat dokumen sosial kita. Di sini, pengalaman berorganisasi menjadi poin penting. Misalnya, waktu kuliah kita pernah aktif di BEM, UKM, atau kegiatan-kegiatan esktrakampus sebab mereka diharapkan dapat menjadi “penggerak ” bagi komunitasnya setelah kembali ke Tanah Air.
Kedua, persiapan teknis menyangkut kemampuan kita memahami prosedur, standar dan kriteria yang telah ditetapkan pihak sponsor. Sebagai pemburu beasiswa, kita harus memahami apa yang diinginkan oleh pihak yang akan memberikan beasiswa dan yang membuat mereka tertarik kepada calon penerima beasiswa karena akan membantu kita dalam menyusun strategi yang efektif untuk menarik perhatian mereka.
Dengan demikian jika kita memperoleh beasiswa baik di dalam negeri maupun luar negeri harus mampu berprestasi dan bergairah dalam menyelesaikan studi kita serta termotivasi mencapai prestasi akademik yang tertinggi sehingga sumberdaya manusia yang potensial tersebut tidak sia-sia. Tidak hanya itu, penerima beasiswa juga sudah seharusnya memiliki jiwa sosial yang tinggi dan mengurangi sifat egoisme. Supaya ketika kita lulus dari bangku pendidikan, mampu menerapkan ilmu kita untuk kepentingan umum, dan semaksimalnya berusaha menjadi orang yang menyediakan beasiswa bagi penerusnya.



Sumber Refrensi